RSS

~Perminta Maafan Imah~

Disebuah kota kecil, tinggallah Bu Sri bersama anaknya, Imah. Imah adalah anak tunggal, dulu Imah adalah anak yang baik dan sopan. Namun sejak ayahnya telah tiada ia menjadi berubah total.

“Bu, pokoknya siang ini aku mau makan nasi goreng gak mau tau!,” seperti itulah yang sering dikatakan Imah.

“Iya nak, setelah ibu keliling menjual gorengan ini ibu buatkan kau nasi goreng… sabar dulu ya nak,” jawab ibunya sambil membelai anaknya. Imah hanya cemberut.

Saat ibunya pulang Imah segera menagih nasi gorengnya. “Ibu mana nasi gorengku?!” teriak Imah. “iya nak segera ibu buatkan” jawab ibu sambil buru-buru membuatnya. “Sekalian airnya ya bu!!!” perintah Imah lagi. “iya nak…”. Tak lama kemudian Ibu Sri datang sambil membawakan nasi goreng serta air putih. Imah langsung memakan nasi goreng itu tanpa berkata “terima kasih” pada ibunya.

Ya Allah,apa dosa ku sehingga anakku menjadi seperti ini? Bukankah dulu ia anak yang baik dan sopan…Ya Allah berikanlah hamba-Mu ini petunjuk agar anak hamba seperti dulu lagi Ya Allah… Amiin… Do’a Bu Sri saat sholat sambil menangis. Ia sangat kecewa pada perubahan anaknya itu.

“Bu aku berangkat!” seru Imah sambil berlari mengambil sepedanya itu tanpa salam pada ibunya. “iya nak hati-hati ya!” jawab Bu Sri dari dapur.

Sesampainya di sekolah ia segera memakirkan sepedanya dan berlari menuju kelas.pelajaran ia lalui dengan bosan.Saat tiba pelajaran Bahasa Indonesia, pertama Imah tampak tidak peduli, namun tiba-tiba Bu Dian, guru Bahasa Indonesianya itu bercerita masa kecilnya, ternyata Bu Dian bernasib sama dengan Imah, sama-sama menjadi anak yatim. Namun, Bu Dian tidak seperti Imah yang tidak menghargai orang tua satu-satunya itu, ia sangat menyayangi ibunya. Mendengar cerita itu Imah hampir menangis, rasanya ia ingin segera pulang dan memeluk ibunya lalu meminta maaf atas kelakuannya selama ini.

‘TEEET!!!!’ bel berbunyi nyaring… “Baiklah sekarang kalian boleh pulang dan jangan lupa untuk tetap menyayangi kedua Orangtua kalian selagi mereka masih ada…” tutur Bu Dian.

Imah segera berlari menuju sepedanya dan mengayuhnya dengan cepat. Sesampainya di rumah Imah segera memanggil ibunya “Ibu,ibu ibu dimana?!?” teriak Imah namun tak ada jawaban. “Ah, paling-paling ibu sedang jualan atau belanja…,” kata Imah dalam hati. Namun sampai hampir Maghrib pun Bu Sri tak kunjung datang. “Duh, ibu kemana sih?! Biasanya kan gg sampai jam segini…,” kata Imah mulai khawatir pada ibunya itu.

Namun tiba-tiba…

TOK,TOK,TOK!!!! “Imah,Imah buka pintunya!!!!” sahut seseorang dari luar. “wah itu Ibu!” katanya dalam hati ”Iya Bu, sebentar!” teriaknya. Saat dibuka pintunya betapa kagetnya Imah sebab ternyata itu bukanlah ibunya melainkan Bu Dian,“Loh Bu Dian? Ada apa?,” tanya Imah dengan bingung,”eh,anu… ibumu Mah, ibumu!!! Tadi ibu liat ibumu sedang menyebrang jalan namun tiba-tiba saja ada truk yang melaju dengan kecepatan sekarang ibumu sedang berada di Rumah Sakit! Ayo nak cepat!!!” seru Bu Dian. Imah kaget bukan kepalang, ia hanya dapat berdiri kaku dan mengikuti Bu Dian menuju Rumah Sakit.

Sesampainya di Rumah Sakit, Imah segera mengikuti Bu Dian menuju kamar ibunya. Setelah melihat ibunya Imah langsung berlari dan memeluk ibunya,”IBU!!! Ibu maafkan Imah,bu… selama ini sudah berbuat kasar pada ibu!!! Maafkan Imah bu….,” kata Imah,”I..iya n..na…nak… I,ibu sss…. Sudah mm…memaaf…kk..an mu nn…ak,” jawab ibunya terbata-bata sambil membelai rambut anaknya.

Imah melihat kepala ibunya dibalut dengan perban begitu juga dengan kaki dan tangannya. Imah tak kuat lagi melihat keadaan ibunya itu. “I.. ibu gak papa kan?!” tanya Imah dengan air mata yang bercucuran. “………” Bu Sri tak menjawab namun napas nya tersengal-sengal. Lalu Imah memanggil dokter,”DOKTER! PANGGIL DOKTER! DOKTER!!!”teriak Imah. Tak lama kemudian dokter datang dan segera memeriksa Bu Sri. Imah dan Bu Dian menunggunya di luar. Bu Dian tidak tega melihat Imah. Ia bisa merasakan apa yang di rasakan Imah sekarang.

Sekitar 30 menit kemudian…

Dokter keluar,”bagaimana keadaan ibu saya,Dok?!” tanya Imah dengan tegang. Dokter menggeleng,”maafkan saya,saya sudah berusaha semaksimal mungkin….,”jawab dokter dengan lemas,”APA?!?!” teriak Imah histeris ia segera ketempat ibunya. “IBUUUUUUU!!!!!!!” teriak Imah,”ibuuu…. Ibu jangan pergi…”lanjutnya.

Akhirnya Imah pun tinggal bersama Bu Dian……..

Created By: Jehan Sekar Kinasih